Tuesday, May 21, 2013

Wanita yang luar biasa

Siang itu Matahari sudah bersingasana dipuncaknya, kami masih menunggu relawan lain yang masih dalam perjalanan. “pak ita lapar nasi, bekal mama bapak taruh dimana?” demikian kutipan anak saya memelas meminta saya menghentikan laju mobil saya. sambil tengak tengok mencari lokasi yang teduh saya terus memacu mobil saya, akhirnya kira kira 200 meter saya temukan tempat teduh tepat di depan RSU Klungkung, sambil menunggu teman teman saya suapi kedua anak saya yang mulai kelaparan. Tidak berselang lama tiga mobil dan sepeda motor milik relawan lainnya tiba. Sambil menunggu saya menyuapi kedua anak saya kami berkenalan dengan beberapa relawan yang baru pertama kali ikut serta termasuk tiga sahabat saya. 15 menit istirahat sang sutradara pun telah sampai, kami pun meninggalkan lokasi menuju Yang Api Klungkung
Setelah melalui jalan sempit serta tanjakan yang lumayan terjal dan jalan berbatu yang terbalut lumpur kami Sampai di Yang Api kami segera menurunkan sembako yang akan kami sumbangkan kepada keluarga Pak Sana. Lokasi rumah dan tempat parkir kami sekitar 200 meter, tidak jauh memang tapi jalan yang kami harus melewati kandang babi yang lumayan “harum” baunya dan jalan setapak diantara rimbunnya rumpun bambu,
bahkan Gita anak pertama saya sempat berceloteh “banyak sekali da pempers dibuang sembarangan ya pak! Jorok sekali” saya hanya Cuma bisa tersenyum sembari mengingatkan jangan menginjaknya
Setelah sampai di rumah pak sana relawan cewek langsung menuju ke kamar Werni salah satu anak pak sana. Disini saya merasa kagum serta mengecilkan diri saya sendiri, kenapa demikian WieHonest Seorang relawan wanita dengan sigap menggendong werni keluar kamarnya untuk kemudian dipotong rambutnya dan kuku serta dimandikan oleh relawan wanita hari itu, “wanita wanita luar biasa” demikian saya membatin. Bukan sebuah pekerjaan yang tidak biasa, memang menggendong, memotong rambut, memotong kuku dan memandikan memang hal biasa. Tapi bagi saya ini adalah hal yang luar biasa apalagi jika melihat siapa werni ini, ya werni adalah seorang wanita paruh baya “siswa” putus “sekolah” di RSJ Bangli, wanita yang kini masih mengalami gangguan kejiwaan, diam didalam kamarnya, tidur bersama ayam, buang hajat disana pula serta miskin bicara. Bila mendengar/melihat Orang Gila Sebagian dari kita mungkin akan segera menyingkir atau menyanyikan lagu usang “orang gila.... orang gila....” tapi tidak demikian dengan mereka, dengan sigap mereka membersihkan badan werni dan mengobati luka yang ada di paha dalam dan pusar ketut werni.
Disaat werni telah tampil cantik denga potongan rambut baru serta secarik senyum yang baru sekali ini saya temui setelah dua kali kunjungan ke rumah pak sana , senyum kepuasan dan candaan pelepas kelelahan mulai menghiasi wajah Wie Honest, Ika, Angel, desi beserta kawan kawan!
Kt werni
Kt werni
Kt werni

Disaat beberapa teman teman menyibukan dirinya dalam segala kesenangan dengan mengunjungi mall mall, restorant dan pusat wisata lainnya kami berjalan menyusuri jalan berbatu ataupun becek bahkan kami harus berjalan menyusuri jalan setapak bukan untuk memanjakan diri dengan kesenangan akan tetapi kami datang untuk menyenangkan hati mereka yang harus merajut cerita hidup dengan kepedihan berbalutkan kemiskinan, kami memang bukan orang kaya, kadang kami harus membawa bekal berlauk tahu tempe dan sejumput sayuran. Kami bukanlah orang orang yang sombong dengan selalu membicarakanya tapi kami adalah sekumpulan orang yang berusaha menikmati “Indahnya Berbagi”.

Jalan jalan "Indahnya Berbagi"

 

No comments: